(Opini) Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama sebagai dasar terhadap pembentukkan kepribadian
anak. Pendidikan yang anak peroleh itulah yang nantinya akan membekas dalam
diri anak dan mewarnai kehidupannya. Dalam hal ini, orang tua harus menjadi
teladan bagi anaknya, misalnya mengajarkan anak untuk berperilaku sopan dan
santun. Selain itu, mengawasi lingkungan anak.
Namun sayangnya, realita yang nampak tidak seperti itu. Entah siapa yang harus disalahkan! Selain peran keluarga, lingkungan juga bersuara dalam hal ini. Memburuknya sikap anak bukan lagi menjadi sesuatu yang tersembunyi. Telah banyak anak hidup dalam dunia yang seakan kehilangan arah, mematikan karakter jujur, serta hilangnya moral. Sebut-sebutan yang tidak pantas untuk didengar, kini ramai terdengar, tersebut oleh bibir anak-anak itu. Hilangnya sikap jujur bukan lagi sebagai sesuatu yang membutuhkan kedua tangan guna menutupnya. Banyak anak yang kini telah menjadi seorang yang tidak lagi mempunyai rasa takut akan dampak dari perbuatan negatif mereka, mereka berani mencuri, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, memukul, bahkan sampai sebagai seorang pelajar, mereka tega membunuh. Siapa yang lagi-lagi perlu disalahkan? Sementara peran keluarga tersembunyi jauh dan lingkungan bersua tiap waktunya. Sungguh! Bukanlah karakter seperti itu yang diinginkan. Jika seusia anak yang duduk dibangku SD seperti itu yang masih menanamkan sikap kehancurannya pada hal yang tidak sepantutnya, lantas bagaimana dengan usia mereka selanjutnya? Bagaimana cara mereka menghadapi perbedaan yang akan terus ada? Apakah mereka harus mencuri, memukul atau membunuh untuk dapat diakui keberadaan mereka? Siapa yang harus bertindak? Jari telunjuk yang memerintahnya melakukan hal-hal terpuji ataukah jari manis yang terus merangkulnya dalam hal-hal tercela? (
Namun sayangnya, realita yang nampak tidak seperti itu. Entah siapa yang harus disalahkan! Selain peran keluarga, lingkungan juga bersuara dalam hal ini. Memburuknya sikap anak bukan lagi menjadi sesuatu yang tersembunyi. Telah banyak anak hidup dalam dunia yang seakan kehilangan arah, mematikan karakter jujur, serta hilangnya moral. Sebut-sebutan yang tidak pantas untuk didengar, kini ramai terdengar, tersebut oleh bibir anak-anak itu. Hilangnya sikap jujur bukan lagi sebagai sesuatu yang membutuhkan kedua tangan guna menutupnya. Banyak anak yang kini telah menjadi seorang yang tidak lagi mempunyai rasa takut akan dampak dari perbuatan negatif mereka, mereka berani mencuri, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, memukul, bahkan sampai sebagai seorang pelajar, mereka tega membunuh. Siapa yang lagi-lagi perlu disalahkan? Sementara peran keluarga tersembunyi jauh dan lingkungan bersua tiap waktunya. Sungguh! Bukanlah karakter seperti itu yang diinginkan. Jika seusia anak yang duduk dibangku SD seperti itu yang masih menanamkan sikap kehancurannya pada hal yang tidak sepantutnya, lantas bagaimana dengan usia mereka selanjutnya? Bagaimana cara mereka menghadapi perbedaan yang akan terus ada? Apakah mereka harus mencuri, memukul atau membunuh untuk dapat diakui keberadaan mereka? Siapa yang harus bertindak? Jari telunjuk yang memerintahnya melakukan hal-hal terpuji ataukah jari manis yang terus merangkulnya dalam hal-hal tercela? (
Andi gusnawati usma. SL)
Memburuknya sikap anak sebagai generasi selanjutnya
Reviewed by Silo Langi
on
3/11/2017 11:34:00 PM
Rating:
No comments: