Forum Persma Ke-5 PPMI DK Palu: Menumbuhkan Kekuatan dan Kesadaran akan Pentingnya Pers Mahasiswa

Senyum manis jurnalis muda kampus Kota Palu sehabis melaksanakan forum diskusi pers mahasiswa yang berlokasi di LPM Nasional FISIP UNTAD. Foto: Luar biasa

SILOLANGINews, Palu - Forum diskusi ke-5 kembali digelar oleh Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Palu (PPMI DK Palu) dengan tempat yang berlokasi di depan Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Nasional, Kamis (10/10). Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Nasional sendiri merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang bergerak dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universtas Tadulako.

Tema yang diangkat kali ini yaitu “Kontrol Sosial Persma dalam Persoalan Kampus”. Tema ini diangkat karena melihat kurangnya sumber daya manusia baik itu dalam kualitas maupun kuantitas Persma yang ada di Kota Palu. Sehingga dengan diangkatnya tema ini kualitas maupun kuantitas persma Kota Palu dapat kembali bangkit, terkhususnya dalam persoalan yang ada di kampus.

“Tujuan selalu diadakannya diskusi ini, tidak lain agar adanya silaturahmi antar sesama persma, karena pers meyakini sampai saat ini karena berjejaring kita bisa saling menguatkan, kemudian juga ditegaskan kembali bahwa perlu terciptanya kesadaran persma dalam menanggapi isu-isu yang beredar di kampus” Ungkap Rafik, selaku Sekretaris Jendral PPMI DK Palu.

Pemantik dalam forum diskusi ke-5 ini, yaitu Abdul Munir dan Firman Satria Kamla. Firman Satria Kamla selaku pemantik berpandangan bahwa Pers mahasiswa saat ini sudah kehilangan power.

“Karena ketatnya birokrasi Persma kehilangan power atau kekuatan dalam kontrol sosial pers itu sendiri, contohnya saja ketika ada Dewan Pertimbangan Mahasiswa (DEPSA) hanya segelintir orang yang mengangkat tulisan mengenai hal tersebut”. Ungkap Firman

Abdul Munir selaku pemantik juga berpandangan bahwa kegelisahan merupakan awal dari kesadaran.

“sebelum kita sadar kita perlu gelisah dulu, minimal gelisah dengan apa yang ada dalam lingkungan kampus, kalau kegelisahan ini tidak ada bagaimana kita bisa sadar kalau itu merupakan sesuatu yang perlu kita kerjakan, karena nantinya dari kegelisahan ini muncul kesadaran persma dalam menanggapi isu-isu terkhususnya yang beredar di kampus”.

Adapun harapan kedepannya Persma Kota Palu tidak lagi hanya memunculkan ide-ide saja, namun bagaimana merealisasikan ide-ide tersebut terutamanya dalam kepenulisan, bagaimana meningkatkan kuliatas dan kuantitas dari tulisan itu sendiri, sehingga nantinya forum-forum diskusi seperti ini tidak hanya menjadi ajang untuk memunculkan ide-ide brilian melainkan bagaimana output atau hasilnya itu bisa terealisasikan dengan baik.

Mad.SL