GEMA FKIP Bangkit! Suarakan Mosi Tidak Percaya

Baca Juga

 

sumber gambar: by ukpm

                                                                  

SILOLANGINews, PALU- Sejumlah besar lembaga FKIP yang tergabung dalam GEMA FKIP Untad menyuarakan aksi online mosi tidak percaya kepada wakil dekan bidang kemahasiswaan, Mosi dalam gerakan ini dilatarbelakangi  dari keresahan lembaga yang berada dalam naungan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan atas tidak kooperatifnya wadek bima serta ketidakterbukaan informasi terkait dana kemahasiswaan 2020. Padahal dalam Permenristekdikti RI No. 8 Tahun 2015 tentang Status Universitas Tadulako pasal 99 ayat 2 dikatakan bahwa “Pengelolaan anggaran berdasarkan asas efisiensi, efektivitas, produktivitas, transparan dan dipertanggungjawabkan melalui prosedur sesuai ketentuan perundang-perundangan”.

 

 

Kemudian diasumsikan bahwa lembaga kemahasiswaan tidak bisa membuat program kegiatan karena pandemi Covid-19 yang secara tidak langsung meragukan lembaga dalam berkreatifitas membuat kegiatan. Padahal  lembaga merupakan pengembangan minat bakat sekaligus fasilitator dalam menunjang  SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) tidak perlu dipertanyakan fleksibiltasnya dalam mengkonsepkan kegiatan serta juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dalam perryataannya :  Menghimbau proker lembaga untuk tetap dijalankan dengan memperhatikan standar Covid-19 sehingga tetap menunjang aktivitas lembaga kampus. Pada hasil jejak pendapat bersama Pimpinan Universitas Tadulako yang dilaksanakan oleh Majelis Mahasiswa UNTAD pada 27 Juni kemarin.

 

Samsul selaku ketua umum himpunan mahasiswa biologi saat ditemui dalam rapat bersama ketua-ketua lembaga FKIP menyampaikan bentuk penyesalannya yang mewakili seluruh mahasiswa FKIP Untad terlebih khusus lembaga-lembaga yang berada di naungan FKIP, “ini merupakan bentuk penolakan, dan bentuk penyesalan kami dan kekecewaan yang mewakili semua mahasiswa FKIP terkhusus lembaga-lembaga yang ada di FKIP yang merasa wakil dekan bidan kemahasiswaan menghindari kita, karena selama ini kita sudah melakukan konfirmasi menanyakan penjelasan dana kelembagaan bagaimana? Ujarnya. Senada dengan pernyataan tersebut Safril selaku ketua  Dewan Perwakilan Mahasiswa juga mengungkakan kekecewaannya  ia merasa wakil bidang kemahasiswaan tidak koperatif dan terbuka dalam masalah dana lembaga di masa pandemi ini “Awal mula dari mengapa kami ketua-ketua lembaga tidak percaya lagi dengan pawadek bima, pada saat itu 2 hari sebelum pkkmb fakultas pak wadek mengudang ketua-ketua lembaga untuk penyamaan presebsi tentang pkkmb fakultas disitu mula kami bertanya tentang dana kelembagaan, dan pada saat itu pak wadek berjanji setelah habis pkkmb fakultas baru membahasa tentang dana kelembagaan disitupun hari-hari berlalu sembari menunggu pak wadek mengudang untuk membahas tentang dana kelembagaan tetapi tidak ada punkabar. Ucapnya.

 

Berangkat dari Lembaga FKIP UNTAD yang tidak diberikan informasi serta ruang dalam menyampaikan aspirasi terkait kondisi kelembagaan ditunjukkan dengan sulitnya beliau untuk ditemui agar bisa berkoordinasi. Seakan ada perbedaan tingkat imunitas tubuh antara mahasiswa dan birokrasi dalam melaksanakan aktifitas dikampus menjadi dalih atas ketidaksedian. Apa yang menjadi tuntutan semua lembaga FKIP ialah hak mahasiswa atas kewajiban yang ditunaikan dimana mahasiswa diwajibkan membayar UKT seharusnya berbanding lurus dengan pelayanan yang diberikan walaupun dalam kondisi pandemi. Mahasiswa barulah yang paling terdampak pada kondisi ini dimana mereka mendapatkan hak atas pembelajaran tapi tidak dengan hak atas fasilitas penunjang apalagi pelayanan lembaga sebagai wadah informasi dan solusi dalam hal akademik maupun non-akademik yang dikemas dalam program kerja kemahasiswaan diharapkan bisa membantu mereka namun tidak difasilitasi dengan baik. Maka dengan GEMA FKIP BANGKIT menyuarakan TIDAK PERCAYA LAGI DENGAN WADEK BIMA FKIP UNTAD  dalam menjalankan tugasnya.

(AI. S.L)