Foto : Doc. LPM Silolangi |
SilolangiNews, Palu - Event Mata Rantai ke - V oleh Lembaga Kesenian Tirani ( Lk. Tirani) FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan ) Untad telah selesai di gelar . Event yang paling ditunggu-tunggu tiap tahun oleh penikmat seni ini di langsungkan pada Sabtu (30/01), lalu. Acara tersebut berjalan lancar dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, bertempat di Gedung Olah Seni (GOLNI).
Dalam event tersebut hadir Wadek Bima Kemahasiswaan, Dr. Iskandar M.Hum dan di meriahkan penampilan berbagai sanggar seni seperti Sanggar Seni Kalena, Bengkel Seni Balia, Bengkel Seni Bias 14, Sanggar Seni Kintata, Komunitas Seni Avoobulava dan Sanggar Seni Kaktus.
Husnul Chuluq selaku ketua panitia mengatakan konsep yang dianggkat pada Mata Rantai V tahun ini adalah upaya menampilkan pertunjukan seni yang tidak biasa dengan mengusung tema “Implementasi Seni dalam Industri Kreatif” sebagai bentuk harapan produktifitas Lk Tirani tak berhenti meski zaman kian berganti. “Gambaran perkembangan industri kreatif pada panggelaran seni Mata Rantai V ini dapat di lihat dari beberapa lukisan unik yang dipajang, juga perkembangan budaya motor custom di tujukan pada awal pintu masuk Golni”. Ungkapnya saat di wawancarai via online Selasa (2/2).
Sebagai pembuka penonton disuguhkan penampilan dari Sanggar Seni Kintata yang indentik dengan karakter musik khas suku Kailinya menampilkan garapan musik etnik “Nepeili” yang berarti saling peduli. Dalam pementasanya adalah bentuk kritikan masyarakat zaman sekarang yang mulai kurang peka dengan lingkungan sekitarnya. Tak lupa beberapa alat musik lalove, gimba, jimbe, kakula, gitar, rebana, mbasi-mbasi, pare’e dimainkan memaukau panggung Golni.
Bengkel Seni Bias 14 menyumbang satu penampilan musikalisasi puisi Karya Sutardji Calzoum Bachri berjudul “Jembatan” menceritakan perbedaan golongan masyarakat yang terjadi di Indonesia. Intonasi dan artikulasi yang tegas mampu menyampaikan makna puisi tentang bagaimana menjembatani perselisihan hak karena perbedaan golongan tersebut.
Tak kalah memukau, Komunitas Seni Avoobulava mempersembahkan olahan pertujukan seni tari yang apik bertema Surat Kabar. Di awal seen di perdengarkan audio pemberitaan beberapa kasus yang menekan moral. Kasus ibu membunuh anak, suami memperkosa anak kandung seperti yang di muat media di akhir-akhir ini. Ks Avoobulava selalu memuat isu yang meranggkak di masyarakat melalui gerak seni tari yang dominan dan menarik.
Malam itu tampil pula Sanggar Seni Kaktus mengambil garapan music Spirit dari Dandendate dan Raego. Dengan perpaduan music yang bertemakan “8 PIL” sukses mengisahkan perjalanan antara 2 calon memperebutkan jabatan.
Lk Tirani sebagai tuan rumah event ini menampilkan musikalisasi puisi berjudul karya “Keasingan dirumahku sendiri” karya Marhana, Seni tari dan Teater.
Bagian paling menarik sekaligus menjadi penutup acara, Lk Tirani mempersembahkan Teater “Sebilah Pisau Dalam Kepala” di Sutradarai Dayat Lambojo. Dalam penampilan tersebut Lk Tirani mencoba menampilkan kilas balik pola pikir manusia melalu isu yang berkembang di masyarakat layaknya sebilah pisau. “Pemikiran manusia yang baik dan buruk saya cerminkan seperti sebuah sebilah pisau kadang di gunakan dengan tajamnya kadang pula di gunakan dengan sangat tumpul, didalam kepala manusia ada dua hal tersebut yang di gunakan secara bersamaan”.Tuturnya
No comments: