Foto: Rahmawati/ "Pembuatan Kerajinan Kalide Khas Bada"
|
Mahakarya kearifan lokal yang kaya inilah yang coba dirawat oleh Lembaga Kesenian Tirani FKIP Universitas Tadulako dalam bentuk garapan pementasan kesenian sebagai konsep perayaan satu dekade berkarya dalam lingkup FKIP Untad.
“Ada banyak hal orang yang tidak tahu tentang Bada, ada banyak budaya, banyak kearifan lokal yang tidak tersampaikan ke masyarakat luas dan itu yang teman-teman Tirani coba angkat untuk merubah mindset masyarakat luar, bahwa Bada bukan hanya terkenal dengan megalitikumnya yang itu-itu saja. Bada sendiri punya banyak potensi budaya lainya yang jarang diketahui” ungkap Ketua Umum LK Tirani Dalang Jagad Utama saat di wawancarai tim liputan Silo Langi.
Salah-satu rangkaian kegiatan LK Tirani yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut adalah dengan melangsungkan kegiatan Workshop Kerajinan Tangan berbahan buah Kalide bersama pemerhati kebudayaan Agus Tohama bertempat di FKIP 12, Sabtu 13/11/21.
Kreasi yang di hasilkan dari Kalide, Agus Tohama tidak hanya memperkenalkan hasil karyanya namun juga menceritakan makna tiap motif yang terbentuk dari kerajinan Kalide seperti bentuk kepala kerbau, simbol rumah adat dan beringin. “Kepala kerbau itu simbol, di Bada setiap acara adat pernikahan perempuan diberi mahar kerbau dan simbol beringin ini menurut kepercayaan Bada, setiap perkara diselesaikan di bawah pohon beringin. Karena itu, ada kerarifan adat tidak boleh membunuh, mengganggu ataupun memusnahkan pohon-pohon beringin” tuturnya pada peserta Workshop.
Foto by: Rahma (Pelatihan pembuatan gelang dari buah kalide di pandu langsung oleh Agus Tohama) |
Agus Tohama berharap kebudaayan Bada dapat tetap terawat dari berbagai kemungkinan era modern akan menggerus peradaban ini “Penentu karakter anak bangsa adalah dari budaya, kita harus berperang bergelut melawan teknologi dengan peradaban modern masuk, kalau budaya tidak di perkuat akan selesai”, imbuhnya.
Penulis : Mughni Mayah, SL
No comments: