SilolangiNews-Palu. Ketersediaan tempat sampah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (UNTAD) dinilai kurang memadai, sehingga menyebabkan menumpuknya sampah di beberapa lokasi, seperti di depan ruang FKIP 01, FKIP 02, FKIP 03, FKIP 07, dan FKIP 58.
Asmirandah Rajak, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris mengungkapkan bahwa banyak sampah berserakan tidak hanya di kelas, tetapi juga di gazebo-gazebo tempat mahasiswa nongkrong dan mengerjakan tugas.
"Masih banyak sampah berserakan di depan-depan kelas toh, baru ada juga biasa sampah takumpul-kumpul begitu ditempat yang sebenarnya bukan tempat pembuangan sampah. Terus di dalam kelas juga, biasanya banyak gelas-gelas pop ice yang tidak dibuang. Baru disekitaran gazebo situ juga banyak, karena kebanyakan mahasiswa itu habis makan cuman langsung di kasi tinggal kulit makanan digazebo-gazebo begitu." ungkapnya ketika diwawancarai langsung, Selasa (7/11/2023)
Sementara itu, ketua tingkat Pendidikan Bahasa Inggris Angkatan 2022 juga menyinggung penampungan sampah yang belum paten.
“Kurang bersih melihat
beberapa tempat khususnya di tiap sudut prodi yg ada di FKIP ini masih belum
paten untuk tempat penampungan sampahnya” ungkap
Alhidayat Yan Mubarak, Ketua BEM FKIP UNTAD Periode 2023, menyoroti masalah penumpukan sampah yang perlu diatasi. Menurutnya, pihak birokrasi perlu memberikan anggaran khusus untuk pengadaan tong sampah, kurangnya ketersediaan tong sampah dapat menjadi alasan mahasiswa enggan membuang sampah.
"Ketersediaan tong sampah sangat minim, saya tidak paham juga bagaimana perihal anggaran yang mungkin seharusnya pihak birokrasi mengadakan tong sampah. Kemarin ada formalitas sedikit dari pihak birokrasi bahwa semua himpunan dan lembaga FKIP khususnya sekret-sekret harus menyediakan tong sampah dan membersihkan wilayahnya. Iya, pembersihan sekret memang persoalan kita cuma kan perihal tong sampah itu selain dari kreatifnya mahasiswa harusnya kan ada anggaran dari birokrasi juga. Berapa sih harganya tong sampah sampai tidak bisa di sediakan di titik-titik yang strategis seperti di kantin, pengajaran dan prodi-prodi juga" ujarnya.
"Kalo dibilang kesadaran mahasiswa terkait kebersihan lingkungan sangat minim juga tidak bisa dipungkiri karena itu juga ketersediaan tong sampah sangat minim jadi mahasiswa mengeluh jauh, panaslah, malaslah. Nah, pemikirannya mahasiswa itu kan simpel maunya yang instan-instan. Makanya tadi solusinya dari birokrasi itu belikan tong sampah dan tugaskan pada setiap mahasiswa himpunan maupun lembaga untuk menaruh di titik-titik tertentu agar tong sampah ini bisa di jangkau secara simpel dan tidak ada alasan lagi mahasiswa malas buang sampah. Biasakan tidak terlalu terlihat tong sampah karena terlalu minim" tambahnya.
Selain itu, Indrayadi dari pihak perlengkapan FKIP Untad menuturkan bahwa beberapa kelas masih belum optimal karena ruangannya masih dalam tahap renovasi, sehingga alokasi anggaran untuk tempat sampah belum dapat dilakukan.
"Kantin itu punya tong sampah masing-masing. Kalau anggaran untuk tong sampah ada tapi untuk saat ini belum ada, belum kita anggarkan karena kondisi ruangan belum stabil. Kan masih ada pembangunan-pembangunan itu. Setelah semua rangkum baru diadakan (anggarkan) lagi. Kayak kemarin kan ada semua, kemarin-kemarin masih ada tiap kelas itu ada kita taruh. Nah nanti jika ruangan-ruangan sudah bagus kita anggarkan lagi karena ini kan sedang ada renovasi” tuturnya.
Penulis: Sandi, SL.
Editor: Nurhikma, SL
No comments: