Organisasi Mahasiswa di Persimpangan: Berevolusi atau Mati Perlahan?

Sumber foto: Stutterstock.com/2520569001


SilolangiNews-Palu. Dulu, organisasi mahasiswa adalah tempat lahirnya para pemikir kritis dan calon pemimpin bangsa. Sebagaimana diungkapkan oleh Purwanto (2019), organisasi mahasiswa memiliki peran strategis dalam pembentukan sikap kepemimpinan yang kuat melalui mekanisme pendidikan informal yang dilakukan secara konsisten. 



Namun sekarang, hanya segelintir yang mau repot-repot ikut rapat, apalagi turun ke jalan turut menyuarakan aspirasi. Ruang diskusi mulai sepi, kaderisasi lesu, dan pengurus lebih sering berbicara di hadapan kursi kosong ketimbang kader baru.



Menurut tanggapan saya pribadi, sebagian mahasiswa berdalih sibuk dengan tugas kuliah dan tuntutan akademik yang kian berat. Beberapa pula menilai organisasi tak lagi relevan, hanya membuang waktu, menguras tenaga, tanpa memberi manfaat nyata bagi mereka. Hal ini sejalan dengan temuan yang diungkapkan oleh Mhd Iqbal Utama (2021), yang menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi antara lain merasa tidak mampu, tidak ingin terikat kontrak dengan himpunan mahasiswa, dan dilarang orang tua. 



Realitas ini menunjukkan adanya pergeseran minat mahasiswa terhadap organisasi kampus. Organisasi mahasiswa kini mulai kehilangan daya tariknya, sementara mahasiswa masa kini cenderung kehilangan urgensi untuk bergerak bersama. Padahal, jika ditelaah lebih dalam, organisasi bukan sekadar tempat berkumpul dan berdiskusi. Di sana, mahasiswa belajar mengelola waktu, mengasah kemampuan komunikasi dan diplomasi, hingga berpikir strategis dalam menghadapi tantangan.



Di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, organisasi mahasiswa memang perlu beradaptasi. Cara kaderisasi kaku dan kabar sistem pengkaderan yang toxic paling sering beredar menjadi salah satu penyebab menurunnya minat mahasiswa, seperti yang dipublikasikan di akun Instagram anakuntaddotcom yang menunjukkan rekaman pengkaderan dengan unsur kekerasan yang terjadi di kampus Universitas Tadulako pada Jumat, 20 September 2024 lalu. Namun, di sisi lain, mahasiswa juga perlu bercermin dan mengevaluasi diri, apakah benar-benar sibuk atau sebenarnya hanya enggan keluar dari kenyamanan.



Organisasi mahasiswa bukan sekadar aktivitas sampingan, melainkan wadah pembentukan karakter dan ruang belajar yang tak selalu bisa didapat di dalam kelas. Sudah saatnya mahasiswa lebih peduli dan memahami pentingnya keterlibatan dalam organisasi kampus.



Penulis: Frisya SL

Organisasi Mahasiswa di Persimpangan: Berevolusi atau Mati Perlahan? Organisasi Mahasiswa di Persimpangan: Berevolusi atau Mati Perlahan? Reviewed by Silo Langi on 2/18/2025 11:44:00 PM Rating: 5

No comments: